Kitab Suci Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw itu merupakan suatu rahmat bagi seluruh alam. Satu-satunya Mu’jizat yang kekal sepanjang masa. Didalamnya berisi kandungan wahyu ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman hidup, serta pelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya dan mengamalkannya.
Selain itu kitab suci Al- Quran juga merupakan kitab suci yang terakhir diturunkan Allah, yang isinya telah mencakup seluruh pokok syariat yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Karena itu setiap orang yang membaca Al-Quran dengan hati khusyu dan mengharapkan Ridho dari Allah swt, niscaya akan bertambah keimanan dan kecintaannnya.
Bagi ummat Islam sudah pasti menyakini, bahwa membaca Al-quran saja sudah termasuk amal ibadah yang mulia dan mendapat pahala yang berlipat ganda, karena yang dibacanya itu adalah kalamullah. Sebaik-baik bacaan bagi oran mukmin , baik dalam keadaan suka maupun duka, juga bisa menjadi obat penawar bagi jiwa yang resah, tidak tenang, gelisah maupun penyakit-penyakit dhahir atau batin lainnya
Dalam mebaca Al-Quran, sudah tentu harus memperhatikan masalah adab-adabnya ( tata karma), karena yang dibaca itu adalah Kalamullah yang harus di junjung tinggi dan dimulyakan. Para Ulama ahli Qur’an telah mengatur secara baik dan tertib tata karma dalam menghormati dan mengagungkan Al-quran. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Al Ghozali dalam Kitab ’Ulumuddin;
Artinya;
Sudah sepantasnyalah pada diri orang yang membaca Al-quran untuk menghadirkan di dalam hatinya akan keagungan Allah swt dan mengetahui bahwa apa yang sedang dibacanya itu bukanlah dari perkataan manusia”
Firman Allah swt dalam surah Al Araf ayat 24, artinya:
Apabila dibacakan Al-Quran ( kepadamu), maka dengarlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat Allah.”
Oleh karenanya para Ulama ahli Qira’at telah membagi tentang masalah tata krama dalam membaca Al-Qur’an ini menjadi beberapa bagian:
1. Pembaca Al-Quran harus bersungguh-sungguh mengagungkan Al-quran sebagaimana Firman Allah SWT
Artinya
Apakah mereka tidak memperhatikan Al- Quran atau hati mereka yang terkunci ( Q S Muhammad : 24)
2. Sebelum membaca Al-Quran diharuskan melakukan wudhu ( jika memegang Al-quran ) Adapun yang membacanya dengan hafalan saja ( tanpa membawa Al-Qur’an) hanya disunnatkan saja. Selain itu disunnatkan menghadap ke kearah kiblat dengan menundukkan kepala untuk menghormati kepada Al-Quran secara duduk yang baik. Demikian juga posisi duduknya harus diatur sedemikian rupa sehingga Al-Quran tetap berada lebih tinggi dari kedua lututnya, yang ideal apabila dalam keadaan bersila, kira-kira antara pusar dan dada)
Disebutkan dalam kitab Ihya Ulumuddin:
Pembaca Al-quran hendaknya berwudhu dan menghadap Qiblat sambil menundukkan kepalanya (menghormati Al-Quran), dan jangan duduk bersandar dan jangan pula duduk seperti kelakuan orang yang takabbur (sombong) kecuali duduk bersila seperti duduknya ( orang yang mengaji) dihadapan gurunya”
3. Membaca Do’a sebelum memulai membaca Al-Quran seperti:
Allahumma ftah lanaa hikmataka wan syur alinaa rahmataka min khzaaini rahmatika yaa arhama rraahimiin.
Artinya :
Ya Allah, bukakanlah kepada kami hikmah Mu dan taburkanlah kepada kami rahmat-Mu ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
4. Disunnahkan membaca isti’adza dan basmalah sebelum memulai membaca Ayat-ayat Al-Quran
5. Disunnahkan bagi pembaca Al-Quran memilih tempat-tempat yang bersih untuk membacanya seperti : di rumah, di Mushollah, di Surau atau di Masjid. Akan tetapi yang paling utama adalah di Masjid, sebagaimana yang difatwakan oleh Imam Jalaluddin As Sayuthi dalam kitab Al Itqon:
Disunnatkan membaca Al-Quran itu ditempat yang bersih dan yang paling utama adalah di mesjid.
6. Pembaca Al-Quran diwajibkan menggunakan tajwid, tanpa menggunakannya hukumnya haram, sebab membaca Al-quran dengan tajwid itu hukumnya Fardhu A’in. Sabda Nabi SAW.
Artinya :
Beliau menyebut pembaca Al-Quran tanpa memakai tajwid atau adalah fasik”
7. Dianjurkan membaguskan suara, sebab suara yang bagus dan merdu bisa menambah keindahan uslubnya Al-Quran sebagaimana Sabda Nabi SAW :
Hiasilah Al-Quran itu dengan suaramu yang merdu
Dan
Siapa yang tidak suka membaguskan bacaan Al-quran maka bukanlah ia termasuk golonganku ( HR Abu Dawud)
8. Diwajibkan niat dengan ikhlas karena Allah semata-mata agar mendapat keridhoan Allah dan pahala Nya dan berusaha menghindari dari maksud-maksud untuk mencari keuntungan dunia, pangkat (jabatan) atau kemenangan dalam mushobaqoh.
9. Pembaca Al-Quran wajib tawadhu’ (merendahkan diri) dengan peragai yang lemah lembut dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang tidak terpuji, keras hati.
10. Disunnatkan membacanya dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang berlahan-lahan, jelas dan tenang, sebab bacaan yang tartil itu lebih banyak memberi bekas dan mempengaruhi jiwa serta lebih mendatangkan ketenangan jiwa. Sebagaimana Firman Allah dalam Surah Al Muzammil ayat 4
11. Disunnatkan membersihkan mulut dengan wangi-wangian dan paling utamanya adalah memakai siwak.
Sabda Nabi SAW:
Sesungguhnya mulut-mulut kamu adalah merupakan jalan membaca Al-Quran oleh karena itu bersihkanlah dengan siwak.
12. Pembaca Al-Quran di sunnahkan untuk memperhatikan arti dan maksud kandungan Al-Quran, sehingga apabila sampai kepada ayat tasbih, maka dibacalah tasbih dan tahmid dan bila sampai kepada ayat adzab maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Demikianlah juga apabila sampai kepada ayat surga atau neraka maka mohonlah kepada Allah supaya kita diberi surga Nya dan dijauhkan dari siksa neraka begitu seterusnya.
13. Disunnahkan untuk mendengarkan dan memperhatikan bacaan Alquran dengan khidmat dan khusyu agar mendapat Rahmat Allah. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Al Itqon Imam Jalaluddin As Sayuthi sebagai berikut:
disunnahkan mendengarkan bacaan Al-Quran ( dengan khusyu ) tidak boleh bersorak-sorai ( bertepuk tangan) dan berbicara dalam mendengarakan bacaan ayat-ayat Al-quran. Firman Allah SWT yang artinya : Dan apabila dibacakan Al-Quran maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat.’
14. Pembaca Al-Quran dan yang mendengarkannya di sunnahkan bersedih hati ( menagis ) apabila sampai kepada ayat-ayat adzab. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw : yang artinya
Bacalah olehmu Al-Quran dengan sedih dan menangislah kamu maka jika matamu tidak dapat menangis maka buatlah suasana seakan akan kamu menangis.
15. Pembaca dan yang mendengarkan bacaan Al-Qur’an disunnahkan membaca shalawat kepada Nabi saw ketika sampai kepada ayat yang menyebutkan nama Nabi Muhammad SAW.
16. Pembaca Al-Quran harus berusaha menghindari jangan sampai memutus ayat hanya karena mau bicara dengan orang lain. Hendaknya bacaan itu diteruskan sampai pada batas yang telah di tentukan barulah disudahi, dan kemudian ditutup dengan do’a. Begitu pula dilarang tertawa-tawa, bermain-main, bersenda gurau dan lain sebagainya ketika membaca Al-Qur’an sebab perilaku seperti itu tidak layak dilakukan pada saat membaca Kitab Suci, dan berarti pula tidak menghormati kesuciannya.
17. Disunnahkan berpakaian yang rapi dan bagus serta menutup aurat begitu juga disunnahkan memakai wangi-wangian.
18. Disunnahkan membaca doa Khatmil Qur’an, baik sesudah khatam 30 Juz maupun belum Sebagaimana dikatakan dalam kitab Al-itqon sebagai berikut:
Apabila telah selesai membaca Al-Quran berdo’alah sebagaimana yang pernah di ajarkan oleh Nabi SAW yang artinya ( Ya Allah rahmatilah aku dengan Al-qur’an ini dan jadikanlah Al-quran ini buatku sebagai iman, cahaya, petunjuk, dan rahmat. Ya Allah ingatilah aku daripadanya apa-apa yang aku lupa, dan ajarilah aku dari padanya apa-apa yang tidak kuketahui. Dan berilah aku rezeki dengan sebab membacanya pada malam dan siang hari dan jadikanlah Al-Qur’an itu buatku sebagai hujjah Ya Allah Tuhan semesta alam.)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Adab Membaca Al Quran"
Post a Comment